Bandung 27 September 2025,MediaIstana
Her Suherman ketua umum bumpi raya ( badan usaha milik pesantren indonesia Raya ) menyatakan bahwa Dapur sekolah atau dapur pondok pesantren (ponpes) yang sudah beroperasi memiliki potensi besar dan sangat efektif untuk diintegrasikan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Model ini menawarkan beberapa keunggulan kunci dibandingkan model distribusi terpusat, terutama dalam hal kualitas, keamanan, dan dampak lokal,sehingga kejadian keracunan yang selama ini terjadi bisa di hindari,tegasnya.
Keunggulan Dapur Sekolah/Ponpes untuk Program MBG
Model dapur yang sudah ada di lingkungan pendidikan—terutama di Ponpes yang memang memiliki tradisi memasak skala besar—memberikan efektivitas yang signifikan:
Menjamin Makanan Lebih Segar dan Hangat: Makanan dimasak dan disajikan dalam jarak dekat dengan penerima. Hal ini meminimalkan risiko makanan menjadi basi, dingin, atau terkontaminasi selama proses pengiriman jarak jauh. Ini adalah faktor penting untuk keamanan pangan.
Kontrol Kualitas dan Kebersihan: Dengan adanya pengawasan langsung dari pihak sekolah/ponpes dan tim pelaksana lokal, standar kebersihan dan proses pengolahan makanan dapat dikontrol secara lebih ketat dan real-time.
Fleksibilitas Menu Lokal: Sekolah atau ponpes lebih fleksibel untuk menyesuaikan menu dengan selera lokal, preferensi siswa, atau ketersediaan bahan pangan di daerah tersebut. Ini dapat mengurangi potensi pemborosan makanan (food waste) karena anak-anak lebih menyukai menu yang disajikan.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Desentralisasi): Model dapur sekolah/ponpes secara alami mendorong pengadaan bahan baku dari UMKM, pedagang, dan petani lokal di sekitar sekolah. Ini menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang positif bagi perekonomian komunitas setempat.
Efisiensi Logistik: Biaya dan kerumitan logistik (distribusi) dapat ditekan drastis karena lokasi memasak dan lokasi konsumsi sangat berdekatan, mengeliminasi kebutuhan transportasi massal yang rumit.
Praktik Terbaik dan Tantangan
Her Suherman juga menjelaskan bahwa Meskipun model ini sangat efektif, keberhasilannya bergantung pada penanganan beberapa tantangan, agar sesuai yang diterapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan kementerian terkait:
Aspek :
Peluang/Keunggulan Dapur Sekolah/Ponpes
Kualitas & MutuMakanan : disajikan segar, hangat, dan berpotensi lebih enak sesuai selera lokal.
Keamanan Pangan : Pengawasan harian dan langsung, meminimalkan waktu tunggu dan risiko kontaminasi.
Kapasitas :
Ponpes sudah terbiasa memasak skala besar; dapat melayani sekolah di sekitarnya.
Pelaksanaan:
Menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar sebagai pengolah makanan.
Di akhir penjelasannya her Suherman menjelaskan Secara keseluruhan, pemanfaatan infrastruktur dapur yang sudah berjalan, terutama dengan penerapan standar keamanan dan gizi yang ketat (seperti wajib adanya Chef Bersertifikat), adalah salah satu pendekatan terbaik untuk memastikan Program MBG berjalan efisien, aman, dan berkelanjutan.